Pernahkah pertanyaan ini terlintas di pikiran Anda?
Apa kira-kira jawabannya?
Ternyata karena adanya partikel-partikel di udara kita.
Apa peranan partikel-partikel ini? Mari kita lihat.
Kita tahu bahwa matahari memancarkan
cahaya ke bumi. Sebelum sampai ke kita, cahaya harus melewati atmosfer
bumi, yang kaya akan partikel kecil-kecil, yang lebih kecil daripada
panjang gelombang cahaya itu sendiri. Nah, ketika gelombang cahaya
datang mengenai partikel-partikel ini, ada sebagian cahaya yang
diteruskan, ada juga yang dihamburkan ke berbagai arah (istilah
kerennya: scattering). Nah, hamburan ini yang terlihat oleh
kita. Menurut Rayleigh, intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding
terbalik dengan panjang gelombang (pangkat 4 pula..), yaitu:
Cahaya matahari sendiri terdiri atas berbagai warna:
Berhubung warna biru memiliki panjang
gelombang yang pendek, berarti intensitasnya lebih besar dibandingkan
warna-warna lain. Berhubung warna ini lebih dominan, maka langit akan
terlihat berwarna biru, seperti yang kita lihat sehari-hari.
Lalu, kenapa ketika senja langit berwarna
merah? Ketika matahari berada di horizon, cahaya matahari yang sampai
ke kita harus melewati lebih banyak partikel. Berarti cahaya warna biru
semakin disebarkan kemana-mana. Ya,, sisanya tinggal cahaya merah-orange
gitu. Makannya warna langit jadi kemerah-merahan.
Dan kenapa awal berwarna putih atau
abu-abu? Karena partikel-partikel air di awan kira-kira seukuran dengan
panjang gelombang. Untuk kasus ini, rumus om Rayleigh jadi kurang tepat.
Akan lebih baik jika menggunakan pendekatan yang diajukan oleh Mie
(nama ilmuwan, bukan nama makanan). Formulasi Mie ini rada rumit juga,
tapi sih intinya, setiap warna akan dihamburkan oleh awan kurang lebih
sama besar. Berarti, semua warna akan kita terima dan gabungan dari
warna-warna itu akan menghasilkan cahaya putih.
Begitulah mengapa langit kita berwarna…
From: Wikipedia dan kuliah SisObv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar